Laman

Selasa, 31 Agustus 2010

PROPOSAL
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI
(TAKS :MENARIK DIRI)

BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempumyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat
klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif
B. JENIS-JENIS TAK
Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah
sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat
secara fisik).
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan
sensori)
3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat
mengontrol halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi
kepada realita dn sehat secara fisik)
4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah)
6. TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik)




C. PENGORGANISASIAN
1. Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

2. Pengorganisasian Kelompok
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

3. Persiapan Lingkungan - Ventilasi baik
- Penerangan cukup
- Suasana tenang - Pengaturan posisi tempat duduk (setting)

D. PERAN DAN FUNGSI TERAPIS
a. Leader
Tugas:
- Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK. - Memimpin diskusi kelompok.
b. Co. Leader
Tugas:
- Membuka acara.
- Mendampingi Leader.
- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
- Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
- Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas:
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya therapy.
d. Observer
Tugas:
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia). - Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.
E. KRITERIA DAN INDIKASI
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalh upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
1. Tujuan
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara tujuan khususnya adalah:
- Klien mampu memperkenalkan diri
- Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok - Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
- Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
- Klien mampu menyampaikan dan membicarkan masalah pribadi padaorang lain
- Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
- Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKSyang telah dilakukan .

2. Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan 7 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial berikut:
- Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
- Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus.
F. SETTING














Keterangan :
-L : Leader
- Co : Co leader
-F : Fasilitator
-O: Observer
-K : Klien

Petunjuk
Klien duduk melingkar bersama perawat









BAB 2
APLIKASI TAK SOSIALISASI : MENARIK DIRI

SESI 1
A. TUJUAN
Klien mampu memperkaenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
B. SETTING
1. Kklien danterapis duduk bersama dalam satu lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. ALAT
1. Tape recorder
2. Kaset lagu/ musik yang lain
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau simulasi
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien ssuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
−Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
−Menjelaskan aturan main yaitu sebagai berikut:
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan ± 45 menit
 Stiap kien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.




3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu kaset pada tape recorder atau musik akan dihidupkan serta bol diedarkan berlawanan arah jarum jam. Dan pada saat tape dimatikan, maka anggota kelompok yang memegangbola memperkenakan diri
b. Hidupkan kaset pada tape recorder atau musik dan edarkan bola tenis berlawanan jarum jam
c. Pada saat tape/mu sik dimatikan, anggota kelompok yag memegang bola mendapat gilran untukmenyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asa dimulai dari terapis sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan tempel atau pakai.
e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
− Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
− Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
- Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pda jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
−Menyepakati kegiatan berikut yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
−Menyepakati waktu dan tempat
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list (√) jika ditemukan kemampuan pada klien ,atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilain 0,1 atau 2 klien belum mampu.
II. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien memperkenalkan diri pada lien lain di runag rawat (buat jadwal).
SESI II
A. TUJUAN
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
a. Memperkenalkan diri sendiri: nama lengkar, nama penggilan, asal dan hobi
b. Menanyakan data diri anggota kelompk lain: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
B. SETTING
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. ALAT
1. Tape recorder
2. Kaset lagu/ musik yang lain
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau simulasi
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelmpok pada sesi I TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik
1. salam dari tearapis
2. peserta dan terapis memakai papan nama




b. Evaluasi dan validasi
1. Menayakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain
c. Kontrak :
− Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
−Menjelaskan aturan main yaitu sebagai berikut:
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan ± 45 menit
 Stiap kien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu kaset pada tape recorder atau musik akan dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan arah jarum jam
b. Pada saat tape dimatikan, maka anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara:
1. Memberi salam
2. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
3. Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara
4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
d. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang di sebelah kanannya kepada kelompok, yaitu: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.dimulai oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giiran
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
− Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
− Memberi pujian atas keberhasilan kelompok



b. Rencana tindak lanjut
−Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan
−Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal harian kegiatan klien
c. Kontrak yang akan datang
−Menyepakati kegiatan berikut yaitu bercakap-cakap entang kehidupan pribadi
−Menyepakati waktu dan tempat

F. EVALUASI DAN DOKUMENTASI SESI II
I. EVALUASI
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja . aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK untuk TAKS sesi 2, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi sebagai berikut:
SESI II : TAKS
Kemampuan Berkenalan
a. Kemampuan Verba
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
7 Menanyakan asal
8 Menanyakan hobi
Jumlah





b. Kemampuan Non Verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list (√) jika ditemukan kemampuan pada klien ,atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan:
−Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapa nilai ≥ 6, disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5
−Kemampuan nonverbal, disebut mampu jikamendapat nilai 3 atau 4, disebut belum mampu jka mendapat nilai ≤ 2.

II. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah: klien mengikuti TAKS sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.








DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna (2005) Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok.
Jakarta : EGC

Stuart dan Sundeen (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta :
EGC

Azizah, Lilik Ma’rifatul (2010) Buku Panduan Praktek Keperawatan Jiwa.
Stikes Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto.

Mahnum (2007)http://www.taks os ial is as i- m enar ikdir i.web.com

askep malaria pada anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN MALARIA


A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000).
b. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan protozoa genus plasmadium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer A, 2001).
c. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropic (www. nurses-recruitment.blogspot.com).

2. Etiologi
Menurut sejumlah literatur seperti Mansjoer (2001), mengemukakan bahwa plasmadium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesis, yang dapat menyerang manusia Yaitu :
a. Plasmadium vivax.
b. Plasmadium falciparum.
c. Palasmadium malaria.
d. Plasmadium ovale.
Penyebaran malaria juga melibatkan hospes perantaraan: manusia mampu vertebral lainnya dan hospes defenitif, yaitu nyamuk anopheles.

3. Klasifikasi Penyakit Malaria
Malaria dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, sesuai dengan masing-masing spesis penyebabnya, antara lain sebagai berikut :
a. Malaria Vivax (Malaria Tertiana)
Jenis malaria ini disebabkan oleh plasmadium vivax yang kemudian disebut malaria tertiana, gejalanya adalah demam timbul setiap hari ketiga, masa tunas biasanya 12-17 hari, bahkan sampai 9 bulan, umumnya ditandai dengan gejala nyeri kepala, mual, muntah, serta badan lesu.
Mula-mula demam tidak teratur, demam mulai teratur setiap 48 jam sekali, demam timbul sewaktu siang atau sore hari, suhu badan dapat mencapai 410 C yang merupakan demam pada malaria. Pada saat palpasi limpa terasa lembek (pada minggu kedua masa sakit), keadaan klien sampai memburuk mungkin timbul secara hespos pada bibir, pusing serta mengantuk karena ada gangguan pada otak.
b. Malaria Ovale (Malaria Ovale)
Malaria ini banyak dijumpai di Indonesia, Malaria ini mirip dengan malaria vivax, dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang kambuh. Jenis malaria ini sering berhubungan dengan malaria lainnya pada orang yang sama. Gambaran klinisnya tidak murni satu jenis malaria, dan jenis malaria campuran dapat diketahui setelah melihat parasitnya dalam darah. Malaria ini tergolong ringan, dapat sembuh sendiri walaupun tanpa diobati.
c. Malaria Malariae (Malaria Kuartana)
Masa tunas malaria ini sekitar 18 hari, dapat juga sampai dengan 10, serangan demam biasanya muncul setiap hari ke 4 atau 72 jam sekali. Demam langsung teratur, muncul pada sore hari. Parasit malarianya lebih sering memasuki sel darah merah yang tua. Malaria kuartana dapat menyerang atau mengganggu organ ginjal, dapat berlangsung secara menahun, semakin lama gangguan/kerusakan semakin parah kerusakan ginjalnya.
Sel dan jaringan rusak atau mati. Gejala terkadang lebih berat dibandingkan penyakit malarianya. Malaria ini biasanya timbul tanpa gejala biasanya ditemukan secara laboratorium, dalam sel darah merah ditemukan parasit malaria. Penyakit ini dapat kambuh lagi setelah puluhan tahun bagi orang yang pernah menderita penyakit tersebut.
d. Malaria Falciparum (Malaria Tropica)
Penyebab malaria ini adalah plasmadium falciparum, masa tunasnya 9-14 hari, gejala awalnya adalah sakit kepala, pegalinu, lengan dan tungkai dingin, serta nyeri pinggang, timbul mual dan muntah, dan mungkin juga diare. Demamnya ringan juga tidak begitu nyata dan penderita tidak tampak sakit juga penyakit ini tidak di obati maka umumnya berlangsung terus menerus dan gejala muncul semakin hebat. (Nadesul H, 1996).

4. Patofisiologi
Menurut Mansjoer A. (2001) daur hidup speses malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vetebral termasuk manusia.
a. Vase Aseksual
Terbagi atas vase jaringan dan vase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut skizogoni para eritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini skizoni pecah dan merazoit keluar dan masuk aliran darah disebut spurulasi. Pada plasmadium vivax dan plasmadium ovale, sebagai sporozoid membentuk hipnozoid dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofosoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit.
Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukan parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsic dimulai dari masuknya sporozoid dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
b. Fase Seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (Ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi okista. Bila Ookinet pecah, ribuan sprozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk. Adapun daur hidup siklus parasit malaria barbentuk skema sebagai berikut :

5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum atau disebut juga “TRIAS MALARIA“ (malaria paroxysm) secara berurutan :
a. Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung lima belas (15) menit sampai satu (1) jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
b. Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi sampai 40 C atau lebih, penderita membuka blanketnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro-orbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua(2) jam atau lebih, diikuti oleh keadaan berkeringat
c. Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa cape dan sedikit tertidur. Bila penderita bangun akan meras sehat dan dapat malakukan pekerjaan biasa. Manifestasi klinis yang lain pada Malaria adalah sebagai berikut:
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (plasamadium Vivax dan plasmadium Ovale), pematangan skizon setap 48 jam maka prioritas demamnya tiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (plasmadium Malariae) pematangan tiap 72 jam dan prioriditas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan serangan demam priodik. Dema khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil 15 menit-1 jam), puncak demam 2-6 jam) dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
b. Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena plasmadium Falciparum. Anemia disebabkan oleh:
1) Penghancuran eritrosit yang berlebihan
2) Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time).
3) Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritopeosisis dalam sumsum tulang.
d. Ikterus
Ikterus diakibatkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien siluar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih berada dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat:
1) Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
2) Relaps jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk kedarah dan berkembang-biak.

6. Komplikasi
Menurut Mansjoer A. (2001) komplikasi malaria terdiri dari :
a. Malaria cerebral (Malaria Komotosoa). timbulnya koma, kejang-kejang dan parese-paralise dan afasia.
b. Gangguan hepar, sehingga timbul ikterus ini disebabkan oleh prenkim hati (Nekrose daerah sentral lobulus hati) dan juga karena hemolisis eritrosit.
c. Bilious remiten vever berhubungan dengan komplikasi hepar dimana timbul muntah-muntah berwarna hijau empedu.
d. Gangguan pada traktus gastrointestinal, sehingga diare hebat dan sering mengandung lendir dan darah.
e. Black water Fever, urine menjadi merah tua atau hitam akibat hemoglobinuria akibat hemolisis berlebihan.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Hematologi
Kadar hemoglobin menunjukan adanya anemia dari derajat ringan sampai berat (pada malaria kronis), jumlah leukosit normal atau lekopenia, laju endap darah meningkat dan jumlah trombosit biasanya normal.
b. Pemeriksan Mikorsokopis / Parasitologis.
Mikroskopis sediaan darah tebal dan sediaan tipis merupakan pemeriksaan yang terpenting. interpretasi pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung parasit dengan interpretasi parasit yang tepat.

c. Pemeriksaan Imonoserologis.
Pemeriksaan dianjurkan untuk melengkapi pemeriksaan mikroskopis atau sebagai konfirmasi jika diidentifikasi spesies parasit, dengan pemeriksaan mikroskopis memberikan hasil yang meragukan atau jika secara klinis dan pemeriksaan kimia klinis menunjukan tanda infeksi malaria tetapi pemeriksaan mikroskopis negatif.
d. Pemeriksaan Biokimia / Kimia Klinis
Pemeriksaan kimia klinis bukanlah pemeriksaan yang menentukan diagnosis tetapi harus dilakukan untuk menunjang pemeriksaan yang lain (mikroskopis, hematologis, imonoserologis) karena penting untuk memantau perkembangn penyakit dan mendeteksi sedini mungkin adanya komplikasi.
Pemeriksaan kimia klinis yang dianjurkan antaralain bilirubin, kratinin, ureum, glukosa darah, urinalisis termasuk adanya globinuria, dan faal koagulasi (Plasma Prothrombine Time/PPT dan Activated Plasma Thromboplastin Time/APTT) (Harijanto, 2000).


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MALARIA
DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT TINGKAT IV TERNATE

Tanggal Masuk : 12– 08 – 2010
Tanggal Pengkajian : 12 – 08 – 2010
No. Register : U-1027-06
Dx Medis : Malaria Vivax

I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama : An. N
Umur : 11 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
Alamat : Tabahawa
Suku / Bangsa : Ternate/ Indonesia

B. Identitas Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn. M
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Tabahawa
Suku / Bangsa : Ternate / Indonesia
Hub. dengan klien : Ayah Kandung

II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan utama : Panas
2. Riwayat keluhan utama :
Klien mengatakan Keluhan ini dirasakan sejak tanggal 10 September 2007, pada jam 10.00 WIT dirumah, karena kondisi klien bertambah gawat , akhirnya pada tanggal 12 september 2007 tepatnya pada jam 10.15 WIT klien dibawah ke RS untuk mendapatkan perawatan . Pada saat pengkajian klien masih merasakan keluhan yang sama (panas).
3. Sifat keluhan : Hilang timbul
4. Keluhan yang menyertai :
Klien mengatakan perasaan ingin muntah setiap kali makan, kurang nafsu makan, badan terasa lemas dan sakit kepala.

B. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Klien belum pernah menderita penyakit yang sama
2. Klien belum pernah di opname dirumah sakit
3. Klien tidak ada riwayat alergi

C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti Tuberkolosis, HIV.
2. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan(seperti Diabetes Militus, Artritis dan Asma)
3. Genogram 3 Generasi












Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Klien
: Serumah
: Meninggal
III. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan umum : Tampak lemas, tubuh klien terasa panas.
3. Tanda-tanda vital :
- Suhu tubuh : 39 ,5 0 C
- Pernapasan : 28 x / menit
- Nadi : 98 x / menit
4. Berat Badan
- Saat sakit : 25 Kg
- Sebelum sakit : 25,5 Kg
5. Tinggi Badan : 126 cm

6. Kepala
Inspeksi:
- Rambut warna hitam
- Kulit kepala tampak bersih
- Tidak ada benjolan di kepala
- Bentuk kepala oval

Palpasi :
- Tidak teraba adanya benjolan
- Tidak ada nyeri tekan

7. Mata
Inspeksi:
- Bentuk mata simetris kiri dan kanan
- Tidak ada tanda-tanda ikterus
- Konjungtiva tidak tampak anemi

Palpasi:
- Tidak ada nyeri tekan pada palpebra


8. Hidung
Inspeksi :
Tidak tampak adanya sekret/cairan
Tidak tampak adanya radang


Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan

9. Telinga
Inspeksi :
Bentuk telinga normal
Telinga tampak bersih

Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

10. Mulut
Inspeksi :
Jumlah gigi 28 buah
Tidak tampak adanya kelainan pada lidah
Tidak tampak adanya karies gigi
Tidak tampak adanya radang pada gusi
Tidak tampak sianosis pada bibir

11. Leher
Inspeksi :
Bentuk leher normal
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid
Tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis

Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
Teraba adanya tekanan vena jugularis
Tidak ada nyeri tekan

12. Thoraks dan pernapasan
Inspeksi :
Bentuk data datar
Pengembangan toraks mengikuti gerakan napas

Palpasi :
Tidak teraba adanya massa/benjolan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

Perkusi :
Terdapat bunyi sonor

Auskultasi
Bunyi napas vesikuler




13. Jantung
Inspeksi :
Tidak tampak ictus kordis

Palpasi :
Teraba adanya ictus cordis pada iga ke 4 dan 5
Tidak ada nyeri tekan

Perkusi :
Terdapat bunyi pekak

Auskultasi :
Bunyi jantung S1 dan S2 normal
Tidak terdengar bunyi jantung tambahan (S3 dan S4)

14. Abdomen
Inspeksi :
Tidak tampak adanya pembesaran abdomen
Gerakan abdomen mengikuti gerakan napas

Palpasi
Tidak teraba adanya pembesaran pada hepar
Tidak adanya nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

Perkusi :
Terdapat bunyi timpani pada 4 kuadran

Auskultasi :
Terdengar peristaltik usus (+) (20 X/ mnt)

15. Genitalia dan anus
Inspeksi : Tidak ada kelainan pada genitalia dan anus

16. Ekstremitas
Ekstremitas Atas :
Inspeksi:
Tidak ada kelainan anatomi
Gerakan kedua tangan normal
Sementara terpasang infus di tangan sebelah kiri dengan cairan Dextrose 5 % 16 tetes/menit, drips kina ½ Amp

Palpasi :
Tidak adanya nyeri tekan

Ekstremitas bawah :
Inspeksi :
Gerakan kedua kaki normal
Tidak tampak oedema pada kaki

Palpasi :
Jari-jari kaki teraba panas
Tidak ada nyeri tekan



17. Integumen
Inspeksi:
Keadaan kulit tampak kotor
Tidak tampak sianosis pada jari/kuku

Palpasi
Kulit teraba panas
Turgor kulit normal (kembali cepat dalam 1 detik)

IV. Pola Aktivitas Sehari Hari
1. Pola Nutrisi
Kebiasaan sebelum sakit
 Nafsu makan : Baik
 Frekuensi makan : 3 kali / hari
 Jenis makanan : Nasi, ikan, dan sayur
 Minuman : Air putih
Perubahan saat sakit
 Nafsu makan : Berkurang
 Frekuensi makan: 3 kali / hari (porsi makan yang dihabiskan ¼ porsi)
 Jenis makanan : bubur , sayur dan telur
 Klien muntah 3 x di Rumah Sakit
2. Pola Eliminasi
Eliminasi BAB
Kebiasaan BAB sebelum sakit
 Frekuensi : 2-3 kali sehari
 Bau : khas feces
 Konsistensi : lembek
 Warna : kuning
Perubahan saat sakit
 Klien mengatakan BAB satu kali sehari
Eliminasi BAK
Kebiasaan BAK sebelum sakit
 Frekuensi : 6-8 kali sehari
 Bau : pesing
 Warna : kuning muda
Perubahan saat sakit
 BAK seperti biasa tidak ada perubahan

3. Istirahat dan tidur
Kebiasaan sebelum sakit
 Tidur siang : Jam 13.30-16.30 ( 2 jam )
 Tidur malam : Jam 22.00-06.00 ( 8 jam )
Perubahan saat sakit
 Tidur siang : Jam 14.30-15.30 ( 1 jam )
 Tidur malam : jam 21.30 -13.30 wit (Tidak teratur )
 Komentar : Orangtua klien mengatakan tidak bisa tidur karena badannya terasa panas

4. Personal hygiene
Kebersihan badan sebelum sakit
 Mandi 2 kali sehari pakai sabun mandi
 Keramas rambut setiap kali mandi
 Ganti pakaian 2 kali sehari
Perubahan saat sakit
 Klien mengatakan selama sakit belum pernah mandi

5. Status Psikologi
 Interaksi klien dengan orang tua baik
 Orang tua sering bertanya tentang keadaan anaknya
 Orang tua tampak gelisah
 Orang tua berharap agar anaknya cepat sembuh
II. Kesehatan Lingkungan
 Orangtua klien mengatakan Keadaan lingkungan rumahnya bersih
 Status rumah milik sendiri, cukup dengan anggota keluarga dan Ventilasi
Cukup
 Tidak terpasang tabir disetiap fentilasi.
III. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 20-08-2010

HB : 12- 16 gram % HB : 13,4 gram %
DDR : - DDR : PV (+)
Leocosit : 4 – 10 Ribu / mm3 Leocosit : 10.400/mm3

IV. Pengobatan
 Infus D5 % 14 tetes/menit drips KD ½ Amp
 Injeksi metoklopramide 2 x ½ Amp IV
 Paracetamol sirup 3 x 1 Cth bila panas
 Injeksi Ampicilin 2 X 500 Mg IV

V. Perawatan
 Pasang infus
 Kompres hangat di kepala
 Ganti pakaian kl
 Ganti cairan infus
 Waslap
 Beri minum sedikt tapi sering
 Timbang BB
 Observasi mual dan muntah
 Observasi tanda – tanda vital

KLASIFIKASI DATA

1. Data Subjektif
 Klien mengeluh badannya panas
 Klien mengatakan kalau makan timbul rasa mual dan muntah
 Orangtua Klien mengatakan klien kurang nafsu makan
 Orangtua Klien mengatakan panasnya kurang lebih 2 hari dirumah
 Klien mengatakan badannya terasa lemas
 Klien mengatakan susah tidur
 Orangtua Klien mengatakan klien sering terjaga pada saat tidur
 Orangtua Klien mengatakan selama dirawat klien belum mandi
 Orang tua selalu bertanya – tanya tentang penyakit anaknya
 Orang tua mengatakan khawatir tentang penyakit anaknya
2. Data Objektif
 Keadan umum : lemah
 Suhu badan : 39 ,5 0C
 Nadi : 98 x / menit
 Pernapasan : 28 X /menit
 Porsi makanan yang disediakan, hanya ¼ porsi yang dihabiskan
 Klien muntah 3 x di Rumah Sakit
 Tidur kurang dari 6 jam
 Sering terjaga
 Klien tampak gelisah
 Kulit tampak kotor
 Orang tua tampak gelisah
 Berat badan sebelum sakit : 25,5 kg
 Berat badan waktu sakit : 25 kg
 DDR : PV (+)

Rabu, 25 Agustus 2010

jangan takut untuk jujur

Susahnya Jadi Orang Jujur Baca: Mazmur 64
Ayat Mas: Mazmur 64:11
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 63-65; Roma 6
Mampukah kita hidup normal di tengah orang-orang gila? Mungkin saja mam¬pu, tetapi pasti tidak gampang. Satu atau dua hari mungkin kita masih bisa berta¬han hidup se¬bagai orang normal di tengah orang gila, tetapi lama kelamaan kita pasti akan menjadi bi¬ngung sendiri; siapa yang gila dan sia¬pa yang nor¬mal.
Begitulah kira-kira kondisi yang se¬dang ki¬ta hadapi pada zaman sekarang ini. Kita akan selalu diperhadapkan de¬ngan sistem atau bahkan orang yang tidak me¬nyukai kejujuran dan kebenaran. Jujur men¬jadi se¬buah kata yang mahal. Pada wak¬tu kita berusaha menjadi jujur, tidak jarang orang malah membenci kita dan menganggap kita sok suci. Apa yang ha¬rus kita lakukan dalam kondisi yang seper¬ti ini?
Daud pernah mengalami hal seperti itu. Dalam Mazmur 64, ia berteriak karena dikelilingi oleh orang-orang fasik yang tidak me¬nyukai hidup benar dan jujur, seperti yang dijalani olehnya. Dan, Daud tidak bisa melawan atau berbuat apa-apa. Jadi, yang ia la¬ku¬kan adalah da¬tang kepada Tuhan dan berdoa dengan keyakinan, bah¬wa orang yang benar dan jujur tetap berada dalam lindungan Tuhan.
Mungkin kita pun akan mengalami hal serupa. Keadaan dunia saat ini bisa memaksa kita untuk berbuat tidak jujur. Akan tetapi, marilah kita memantapkan langkah untuk selalu bertindak jujur, berapa pun besar risiko yang harus kita tanggung. Dan, kemantapan langkah itu kita iringi dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita terantuk. Dia akan senantiasa menyertai dan melindungi kita
JANGAN TAKUT UNTUK BERLAKU JUJUR
KARENA TUHAN MELINDUNGI ORANG JUJUR