Laman

Selasa, 31 Agustus 2010

askep malaria pada anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN MALARIA


A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000).
b. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan protozoa genus plasmadium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer A, 2001).
c. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropic (www. nurses-recruitment.blogspot.com).

2. Etiologi
Menurut sejumlah literatur seperti Mansjoer (2001), mengemukakan bahwa plasmadium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesis, yang dapat menyerang manusia Yaitu :
a. Plasmadium vivax.
b. Plasmadium falciparum.
c. Palasmadium malaria.
d. Plasmadium ovale.
Penyebaran malaria juga melibatkan hospes perantaraan: manusia mampu vertebral lainnya dan hospes defenitif, yaitu nyamuk anopheles.

3. Klasifikasi Penyakit Malaria
Malaria dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, sesuai dengan masing-masing spesis penyebabnya, antara lain sebagai berikut :
a. Malaria Vivax (Malaria Tertiana)
Jenis malaria ini disebabkan oleh plasmadium vivax yang kemudian disebut malaria tertiana, gejalanya adalah demam timbul setiap hari ketiga, masa tunas biasanya 12-17 hari, bahkan sampai 9 bulan, umumnya ditandai dengan gejala nyeri kepala, mual, muntah, serta badan lesu.
Mula-mula demam tidak teratur, demam mulai teratur setiap 48 jam sekali, demam timbul sewaktu siang atau sore hari, suhu badan dapat mencapai 410 C yang merupakan demam pada malaria. Pada saat palpasi limpa terasa lembek (pada minggu kedua masa sakit), keadaan klien sampai memburuk mungkin timbul secara hespos pada bibir, pusing serta mengantuk karena ada gangguan pada otak.
b. Malaria Ovale (Malaria Ovale)
Malaria ini banyak dijumpai di Indonesia, Malaria ini mirip dengan malaria vivax, dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang kambuh. Jenis malaria ini sering berhubungan dengan malaria lainnya pada orang yang sama. Gambaran klinisnya tidak murni satu jenis malaria, dan jenis malaria campuran dapat diketahui setelah melihat parasitnya dalam darah. Malaria ini tergolong ringan, dapat sembuh sendiri walaupun tanpa diobati.
c. Malaria Malariae (Malaria Kuartana)
Masa tunas malaria ini sekitar 18 hari, dapat juga sampai dengan 10, serangan demam biasanya muncul setiap hari ke 4 atau 72 jam sekali. Demam langsung teratur, muncul pada sore hari. Parasit malarianya lebih sering memasuki sel darah merah yang tua. Malaria kuartana dapat menyerang atau mengganggu organ ginjal, dapat berlangsung secara menahun, semakin lama gangguan/kerusakan semakin parah kerusakan ginjalnya.
Sel dan jaringan rusak atau mati. Gejala terkadang lebih berat dibandingkan penyakit malarianya. Malaria ini biasanya timbul tanpa gejala biasanya ditemukan secara laboratorium, dalam sel darah merah ditemukan parasit malaria. Penyakit ini dapat kambuh lagi setelah puluhan tahun bagi orang yang pernah menderita penyakit tersebut.
d. Malaria Falciparum (Malaria Tropica)
Penyebab malaria ini adalah plasmadium falciparum, masa tunasnya 9-14 hari, gejala awalnya adalah sakit kepala, pegalinu, lengan dan tungkai dingin, serta nyeri pinggang, timbul mual dan muntah, dan mungkin juga diare. Demamnya ringan juga tidak begitu nyata dan penderita tidak tampak sakit juga penyakit ini tidak di obati maka umumnya berlangsung terus menerus dan gejala muncul semakin hebat. (Nadesul H, 1996).

4. Patofisiologi
Menurut Mansjoer A. (2001) daur hidup speses malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vetebral termasuk manusia.
a. Vase Aseksual
Terbagi atas vase jaringan dan vase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut skizogoni para eritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini skizoni pecah dan merazoit keluar dan masuk aliran darah disebut spurulasi. Pada plasmadium vivax dan plasmadium ovale, sebagai sporozoid membentuk hipnozoid dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofosoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit.
Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukan parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsic dimulai dari masuknya sporozoid dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
b. Fase Seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (Ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi okista. Bila Ookinet pecah, ribuan sprozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk. Adapun daur hidup siklus parasit malaria barbentuk skema sebagai berikut :

5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum atau disebut juga “TRIAS MALARIA“ (malaria paroxysm) secara berurutan :
a. Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung lima belas (15) menit sampai satu (1) jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
b. Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi sampai 40 C atau lebih, penderita membuka blanketnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro-orbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua(2) jam atau lebih, diikuti oleh keadaan berkeringat
c. Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa cape dan sedikit tertidur. Bila penderita bangun akan meras sehat dan dapat malakukan pekerjaan biasa. Manifestasi klinis yang lain pada Malaria adalah sebagai berikut:
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (plasamadium Vivax dan plasmadium Ovale), pematangan skizon setap 48 jam maka prioritas demamnya tiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (plasmadium Malariae) pematangan tiap 72 jam dan prioriditas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan serangan demam priodik. Dema khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil 15 menit-1 jam), puncak demam 2-6 jam) dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
b. Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena plasmadium Falciparum. Anemia disebabkan oleh:
1) Penghancuran eritrosit yang berlebihan
2) Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time).
3) Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritopeosisis dalam sumsum tulang.
d. Ikterus
Ikterus diakibatkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien siluar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih berada dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat:
1) Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
2) Relaps jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk kedarah dan berkembang-biak.

6. Komplikasi
Menurut Mansjoer A. (2001) komplikasi malaria terdiri dari :
a. Malaria cerebral (Malaria Komotosoa). timbulnya koma, kejang-kejang dan parese-paralise dan afasia.
b. Gangguan hepar, sehingga timbul ikterus ini disebabkan oleh prenkim hati (Nekrose daerah sentral lobulus hati) dan juga karena hemolisis eritrosit.
c. Bilious remiten vever berhubungan dengan komplikasi hepar dimana timbul muntah-muntah berwarna hijau empedu.
d. Gangguan pada traktus gastrointestinal, sehingga diare hebat dan sering mengandung lendir dan darah.
e. Black water Fever, urine menjadi merah tua atau hitam akibat hemoglobinuria akibat hemolisis berlebihan.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Hematologi
Kadar hemoglobin menunjukan adanya anemia dari derajat ringan sampai berat (pada malaria kronis), jumlah leukosit normal atau lekopenia, laju endap darah meningkat dan jumlah trombosit biasanya normal.
b. Pemeriksan Mikorsokopis / Parasitologis.
Mikroskopis sediaan darah tebal dan sediaan tipis merupakan pemeriksaan yang terpenting. interpretasi pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung parasit dengan interpretasi parasit yang tepat.

c. Pemeriksaan Imonoserologis.
Pemeriksaan dianjurkan untuk melengkapi pemeriksaan mikroskopis atau sebagai konfirmasi jika diidentifikasi spesies parasit, dengan pemeriksaan mikroskopis memberikan hasil yang meragukan atau jika secara klinis dan pemeriksaan kimia klinis menunjukan tanda infeksi malaria tetapi pemeriksaan mikroskopis negatif.
d. Pemeriksaan Biokimia / Kimia Klinis
Pemeriksaan kimia klinis bukanlah pemeriksaan yang menentukan diagnosis tetapi harus dilakukan untuk menunjang pemeriksaan yang lain (mikroskopis, hematologis, imonoserologis) karena penting untuk memantau perkembangn penyakit dan mendeteksi sedini mungkin adanya komplikasi.
Pemeriksaan kimia klinis yang dianjurkan antaralain bilirubin, kratinin, ureum, glukosa darah, urinalisis termasuk adanya globinuria, dan faal koagulasi (Plasma Prothrombine Time/PPT dan Activated Plasma Thromboplastin Time/APTT) (Harijanto, 2000).


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MALARIA
DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT TINGKAT IV TERNATE

Tanggal Masuk : 12– 08 – 2010
Tanggal Pengkajian : 12 – 08 – 2010
No. Register : U-1027-06
Dx Medis : Malaria Vivax

I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama : An. N
Umur : 11 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
Alamat : Tabahawa
Suku / Bangsa : Ternate/ Indonesia

B. Identitas Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn. M
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Tabahawa
Suku / Bangsa : Ternate / Indonesia
Hub. dengan klien : Ayah Kandung

II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan utama : Panas
2. Riwayat keluhan utama :
Klien mengatakan Keluhan ini dirasakan sejak tanggal 10 September 2007, pada jam 10.00 WIT dirumah, karena kondisi klien bertambah gawat , akhirnya pada tanggal 12 september 2007 tepatnya pada jam 10.15 WIT klien dibawah ke RS untuk mendapatkan perawatan . Pada saat pengkajian klien masih merasakan keluhan yang sama (panas).
3. Sifat keluhan : Hilang timbul
4. Keluhan yang menyertai :
Klien mengatakan perasaan ingin muntah setiap kali makan, kurang nafsu makan, badan terasa lemas dan sakit kepala.

B. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Klien belum pernah menderita penyakit yang sama
2. Klien belum pernah di opname dirumah sakit
3. Klien tidak ada riwayat alergi

C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti Tuberkolosis, HIV.
2. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan(seperti Diabetes Militus, Artritis dan Asma)
3. Genogram 3 Generasi












Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Klien
: Serumah
: Meninggal
III. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan umum : Tampak lemas, tubuh klien terasa panas.
3. Tanda-tanda vital :
- Suhu tubuh : 39 ,5 0 C
- Pernapasan : 28 x / menit
- Nadi : 98 x / menit
4. Berat Badan
- Saat sakit : 25 Kg
- Sebelum sakit : 25,5 Kg
5. Tinggi Badan : 126 cm

6. Kepala
Inspeksi:
- Rambut warna hitam
- Kulit kepala tampak bersih
- Tidak ada benjolan di kepala
- Bentuk kepala oval

Palpasi :
- Tidak teraba adanya benjolan
- Tidak ada nyeri tekan

7. Mata
Inspeksi:
- Bentuk mata simetris kiri dan kanan
- Tidak ada tanda-tanda ikterus
- Konjungtiva tidak tampak anemi

Palpasi:
- Tidak ada nyeri tekan pada palpebra


8. Hidung
Inspeksi :
Tidak tampak adanya sekret/cairan
Tidak tampak adanya radang


Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan

9. Telinga
Inspeksi :
Bentuk telinga normal
Telinga tampak bersih

Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

10. Mulut
Inspeksi :
Jumlah gigi 28 buah
Tidak tampak adanya kelainan pada lidah
Tidak tampak adanya karies gigi
Tidak tampak adanya radang pada gusi
Tidak tampak sianosis pada bibir

11. Leher
Inspeksi :
Bentuk leher normal
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid
Tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis

Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
Teraba adanya tekanan vena jugularis
Tidak ada nyeri tekan

12. Thoraks dan pernapasan
Inspeksi :
Bentuk data datar
Pengembangan toraks mengikuti gerakan napas

Palpasi :
Tidak teraba adanya massa/benjolan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

Perkusi :
Terdapat bunyi sonor

Auskultasi
Bunyi napas vesikuler




13. Jantung
Inspeksi :
Tidak tampak ictus kordis

Palpasi :
Teraba adanya ictus cordis pada iga ke 4 dan 5
Tidak ada nyeri tekan

Perkusi :
Terdapat bunyi pekak

Auskultasi :
Bunyi jantung S1 dan S2 normal
Tidak terdengar bunyi jantung tambahan (S3 dan S4)

14. Abdomen
Inspeksi :
Tidak tampak adanya pembesaran abdomen
Gerakan abdomen mengikuti gerakan napas

Palpasi
Tidak teraba adanya pembesaran pada hepar
Tidak adanya nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa

Perkusi :
Terdapat bunyi timpani pada 4 kuadran

Auskultasi :
Terdengar peristaltik usus (+) (20 X/ mnt)

15. Genitalia dan anus
Inspeksi : Tidak ada kelainan pada genitalia dan anus

16. Ekstremitas
Ekstremitas Atas :
Inspeksi:
Tidak ada kelainan anatomi
Gerakan kedua tangan normal
Sementara terpasang infus di tangan sebelah kiri dengan cairan Dextrose 5 % 16 tetes/menit, drips kina ½ Amp

Palpasi :
Tidak adanya nyeri tekan

Ekstremitas bawah :
Inspeksi :
Gerakan kedua kaki normal
Tidak tampak oedema pada kaki

Palpasi :
Jari-jari kaki teraba panas
Tidak ada nyeri tekan



17. Integumen
Inspeksi:
Keadaan kulit tampak kotor
Tidak tampak sianosis pada jari/kuku

Palpasi
Kulit teraba panas
Turgor kulit normal (kembali cepat dalam 1 detik)

IV. Pola Aktivitas Sehari Hari
1. Pola Nutrisi
Kebiasaan sebelum sakit
 Nafsu makan : Baik
 Frekuensi makan : 3 kali / hari
 Jenis makanan : Nasi, ikan, dan sayur
 Minuman : Air putih
Perubahan saat sakit
 Nafsu makan : Berkurang
 Frekuensi makan: 3 kali / hari (porsi makan yang dihabiskan ¼ porsi)
 Jenis makanan : bubur , sayur dan telur
 Klien muntah 3 x di Rumah Sakit
2. Pola Eliminasi
Eliminasi BAB
Kebiasaan BAB sebelum sakit
 Frekuensi : 2-3 kali sehari
 Bau : khas feces
 Konsistensi : lembek
 Warna : kuning
Perubahan saat sakit
 Klien mengatakan BAB satu kali sehari
Eliminasi BAK
Kebiasaan BAK sebelum sakit
 Frekuensi : 6-8 kali sehari
 Bau : pesing
 Warna : kuning muda
Perubahan saat sakit
 BAK seperti biasa tidak ada perubahan

3. Istirahat dan tidur
Kebiasaan sebelum sakit
 Tidur siang : Jam 13.30-16.30 ( 2 jam )
 Tidur malam : Jam 22.00-06.00 ( 8 jam )
Perubahan saat sakit
 Tidur siang : Jam 14.30-15.30 ( 1 jam )
 Tidur malam : jam 21.30 -13.30 wit (Tidak teratur )
 Komentar : Orangtua klien mengatakan tidak bisa tidur karena badannya terasa panas

4. Personal hygiene
Kebersihan badan sebelum sakit
 Mandi 2 kali sehari pakai sabun mandi
 Keramas rambut setiap kali mandi
 Ganti pakaian 2 kali sehari
Perubahan saat sakit
 Klien mengatakan selama sakit belum pernah mandi

5. Status Psikologi
 Interaksi klien dengan orang tua baik
 Orang tua sering bertanya tentang keadaan anaknya
 Orang tua tampak gelisah
 Orang tua berharap agar anaknya cepat sembuh
II. Kesehatan Lingkungan
 Orangtua klien mengatakan Keadaan lingkungan rumahnya bersih
 Status rumah milik sendiri, cukup dengan anggota keluarga dan Ventilasi
Cukup
 Tidak terpasang tabir disetiap fentilasi.
III. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 20-08-2010

HB : 12- 16 gram % HB : 13,4 gram %
DDR : - DDR : PV (+)
Leocosit : 4 – 10 Ribu / mm3 Leocosit : 10.400/mm3

IV. Pengobatan
 Infus D5 % 14 tetes/menit drips KD ½ Amp
 Injeksi metoklopramide 2 x ½ Amp IV
 Paracetamol sirup 3 x 1 Cth bila panas
 Injeksi Ampicilin 2 X 500 Mg IV

V. Perawatan
 Pasang infus
 Kompres hangat di kepala
 Ganti pakaian kl
 Ganti cairan infus
 Waslap
 Beri minum sedikt tapi sering
 Timbang BB
 Observasi mual dan muntah
 Observasi tanda – tanda vital

KLASIFIKASI DATA

1. Data Subjektif
 Klien mengeluh badannya panas
 Klien mengatakan kalau makan timbul rasa mual dan muntah
 Orangtua Klien mengatakan klien kurang nafsu makan
 Orangtua Klien mengatakan panasnya kurang lebih 2 hari dirumah
 Klien mengatakan badannya terasa lemas
 Klien mengatakan susah tidur
 Orangtua Klien mengatakan klien sering terjaga pada saat tidur
 Orangtua Klien mengatakan selama dirawat klien belum mandi
 Orang tua selalu bertanya – tanya tentang penyakit anaknya
 Orang tua mengatakan khawatir tentang penyakit anaknya
2. Data Objektif
 Keadan umum : lemah
 Suhu badan : 39 ,5 0C
 Nadi : 98 x / menit
 Pernapasan : 28 X /menit
 Porsi makanan yang disediakan, hanya ¼ porsi yang dihabiskan
 Klien muntah 3 x di Rumah Sakit
 Tidur kurang dari 6 jam
 Sering terjaga
 Klien tampak gelisah
 Kulit tampak kotor
 Orang tua tampak gelisah
 Berat badan sebelum sakit : 25,5 kg
 Berat badan waktu sakit : 25 kg
 DDR : PV (+)

2 komentar:

  1. Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbalnya untuk penyakit seperti: Gigitan SPIDER, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, DEMAM BERDARAH, MALARIA, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, DASAR GABUNGAN, DASAR BAYAM, GERAKAN, STROKE, STROKE TUBERKULOSIS, PENYAKIT PERUT. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI RESPIRATORI RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, DIARRHEA KABEL, KABEL, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASCEMA, PENYAKIT HARI, KABUPATEN. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824

    BalasHapus
  2. Kak kok Askepnya tidak lengkap

    BalasHapus